Rabu, 07 April 2021

Resume Ke 2 Belajar Menulis

Ide datang dari kepekaan


Awal dari pengetahuan itu adalah kebingungan. Demikian sebuah kalimat yang pernah saya baca pada sebuah artikel yang memuat tentang kalimat-kalimat penyemangat. Bergabung di grup WA Belajar Menulis, saya bingung mau melakukan apa. Saya hanya menikmati materi yang ada, copy paste materi yang disampaikan oleh narasumber, yang kuanggap penting dan bermakna kemudian simpan di laptop dengan rapih, dan selesai. Hingga pada akhirnya saya semakin penasaran dalam kebingungan, dan berusaha lebih serius mengikuti kelas ini.

  Malam ini adalah pertemuan kedua, dipandu oleh Mr.Bams dengan pemateri yang super hebat yaitu Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. yang biasa kita panggil Omjay dengan materi "pentingnya ide menulis bagi seorang guru". Kegiatan ini dilakukan melalui pesan chat WA dan pesan suara. 

  Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd, Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1970, saat ini berkarier sebagai pengajar bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta, selain itu beliau juga adalah pengurus beberapa organisasi dan merupakan seorang penulis dengan segudang prestasi. 

Motto Hidupnya adalah Kejujuran Kunci Keberhasilan dan Kesuksesan. 

   Salah satu buku Om Jay yang laris manis yaitu dengan judul "Menulislah Setiap Hari & Buktikan Apa yang Terjadi (2011)", buku ini banyak menginspirasi orang lain untuk menjadi penulis. Karena menurut beliau, seorang penulis yang hebat akan lahir dari seorang pembaca yang hebat. Jika ingin menjadi penulis, maka kamu harus menjadi pembaca terlebih dahulu.

   Menulis merupakan sebuah hal yang sederhana, namun menjadi sulit ketika kita tidak mampu mendapatkan ide. Seorang penulis pemula biasanya kebingungan untuk mencari ide tulisan. Padahal ide itu bisa didapatkan dari sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita.

   Sebenarnya ide menulis bertebaran di depan mata kita. Namun terkadang kita belum siap menuliskannya. Hal itu disebabkan karena kita belum terbiasa menulis, demikian disampaikan oleh narasumber sebagai kalimat sakti pembuka materinya. 

   Sumber ide yang pertama dan paling enak ditulis adalah diri kita sendiri dan orang lain. Tapi bisa juga yang ada di depan mata kita. Contoh yang paling mudah adalah menceritakan diri sendiri dalam bentuk tulisan. Segala aktifitas keseharian kita dapat diceritakan melalui tulisan, nah hal seperti ini biasanya kita akan lancar menuliskannya. Kita menulis dari sesuatu yang dianggap tidak penting menjadi penting.

   Dari berbagai cerita dan berita yang kita sampaikan. Dari mulai status di wa sampai media sosial, sehingga orang lain mengetahui apa yang kita alami.

Om Jay biasa menuliskan ceritanya di http://kompasiana.com/wijayalabs, beliau jarang menulis di blog sendiri http://wijayalabs.com padahal blognya itu banyak dikunjungi orang lain setiap hari. Hingga kemudian beliau kembali melirik blog tersebut untuk dijamah dengan tulisan-tulisan setelah musibah HP dijambret di depan rumah.

   Menurut beliau, ide menulis yang kedua itu bisa datang dari orang lain. Misalnya dari kepala sekolah yang amanah, rekan guru yang suka menolong, sampai kepada peserta didik yang banyak tingkah, semua bisa menjadi ide tulisan jika kita bisa peka terhadap kondisi yang terjadi di sekitar kita.

   Ternyata beliau punya pengalaman menarik sebelum aktif menulis. Karena beliau adalah seorang guru komputer yang notabene selalu bergelut dengan mesin yang siap menerima perintah. Tergugah oleh rayuan seorang rekannya yaitu pak Ukim Komarudin. Beliau adalah orang yang menjadi inspirator bagi Om Jay untuk bisa menulis, sehingga tidak salah jika Om Jay menganggap pak Ukim Komarudin adalah gurunya.

   Sumber ide yang ketiga agar ide menulis datang kepada kita adalah dari peserta didik. Kita bisa mengamati apa yang dilakukan oleh mereka, mulai dari kebiasaan-kebiasaaannya sampai pada hal yang tak biasa, dan itu bisa dijadikan sebuah ide untuk menulis. Ada beberapa pengalaman penulis yang mengambil ide dari peserta didiknya yang memiliki latar belakang ekonomi lemah namun bercita-cita untuk menyelesaikan pendidikan, kisahnya menjadi sebuah tulisan yang menarik dan inspiratif. Ada pula cerita tentang peserta didik yang nakal kemudian berubah menjadi baik akibat kecelakaan yang menimpa orangtuanya, dan masih banyak lagi cerita hidup peserta didik kita yang bisa menjadi ide dalam menulis.

   Sumber ide yang keempat adalah tetangga. Tetangga adalah salah satu orang terdekat dengan kita. Setiap hari kita bisa bertemu dan bercengkrama dengan mereka. Seringkali banyak hal yang mereka ceritakan mulai dari masalah pekerjaan hingga pada berita-berita yang lagi trend. Nah, dari situ kita dapat mengambil ide lagi untuk menulis.

   Demikian juga dengan sumber ide yang kelima, ide menulis bisa saja datang dari keluarga. Setiap hari anak, suami/istri kita bercerita tentang pengalaman mereka selama sehari. Istri yang bercerita tentang pengalamannya pertama kali mencoba resep kue terbaru, anak yang menceritakan pengalamannya kehabisan kuota ketika sedang belajar melalui aplikasi zoom, saudara yang bercerita tentang serunya perjalanan ke kampung suaminya, dan sebagainya. Semua itu bisa menjadi ide menulis.

   Nah, setelah mengikuti materi malam ini. Sebagai penulis pemula, saya bisa menyimpulkan bahwa ide itu bisa datang kapan, dimanapun, dan dari manapun. Tergantung kepekaan kita untuk menangkap ide tersebut. Maka menulislah dari apa yang anda lihat, dengar, dan rasakan sehingga tulisan anda benar-benar memiliki ruh dan menarik untuk dibaca. 


Tanggal pertemuan: 07 April 2021

Resume ke: 2

Tema: Pentingnya ide menulis bagi seorang guru

Narasumber: Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd

Gelombang: 18

3 komentar:

POSTINGAN UNGGULAN

MATERI 1

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Hampir sepanjang sejarah selama ratusan tahun kita telah mengetahui dan juga meyakini bahwa bentuk planet termasuk...