MENJADI PROOFREADING
Kelas
belajar menulis yang saya ikuti sudah memasuki pertemuan ke 15, banyak sudah
jurus jitu cara menulis, menumbuhkan ide menulis, bahkan sampai pada cara menerbitkan
buku. Sebagai peserta, saya diharuskan menuliskan resume setiap pertemuan.
Namun, rupanya rasa malas masih selalu merajai hatiku sehingga saya terlalu
sibuk santai menikmati hayalan tanpa aksi nyata menyelesaikan tugas-tugasku.
Pertemuan
ke 15 yang dipandu oleh ibu Rita wati bersama narasumber Bapak Susanto,S.Pd. dengan tema Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku. Baru hari ini saya buatkan
resume. Tapi dalam hati selalu ada keinginanku untuk menyelesaikan semua resume
di kegiatan ini.
Istilah
proofreading adalah sebuah istilah asing di telingaku. Hal ini dikarenakan saya
merupakan orang baru di dunia kepenulisan, dan jujur baru kali ini mendengar
istilah tersebut. Saya lalu mencermati satu persatu kalimat yang mengartikan
apa itu proofreading.
Proofreading
adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum
dipublikasikan atau dibagikan, demikian menurut penuturan bapak kelahiran Kebumen
tersebut. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan
selesai, lanjutnya. Itulah alasan mengapa para penulis professional selalu
menyarankan ketika kita menulis, tidak perlu memperhatikan kesalahan penulisan
atau pengetikan, karena ada masanya kita melakukan proses perbaikan tulisan
sebelum dipublikasikan .
Memperbaiki
tulisan, terutama pengetikan huruf yang
salah sering kualami, dan itu sudah menjadi kebiasaan saya untuk memperbaikinya
pada saat menulis. Ternyata hal tersebut adalah sesuatu yang keliru. Maka dengan
imu yang saya dapatkan di pelatihan ini, mulai sekarang saya berusaha untuk
mengetik saja dan hanya sesekali melihat ke layar laptop. Untuk menghindari
keinginan memperbaiki ejaan.
Melakukan
proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan
menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru
berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita
bisa lebih mudah dipahami oleh pembaca, demikian menurut bapak guru kelas SDN
Mardiharjo ini.
Proofreading
berbeda dengan editing. Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam
proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten,
struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan
kecil dan inkonsistensi. Proofreading sangat penting dilakukan karena sebuah
tulisan akan menjadi menarik setelah melalui proses ini.
Menurut
"penerbit deepublish" ada
beberapaa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading, yaitu :
1. Pengeditan Konten
: merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten
dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama;
2.
Pengeditan Baris
: merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen
seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat
serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks adalah langkah
kedua;
3. Menyalin Pengeditan,
memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks
yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten
teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat
bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya, ini adalah langkah ketiga;
4. Proofreading
: cek ejaan, pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, konsistensi nama dan
ketentuan, dan perhatikan judul bab serta penomorannya.
Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Kesalahan pengetikan yang biasanya dianggap kesalahan kecil biasanya memberi dampak yang besar bagi pembaca. Terkadang pembaca merasa kurang menikmati tulisan karena adanya typo atau kesalahan dalam menulis, misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
Tanda-tanda
baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara
mudah untuk memeriksanya adalah dengan melakukan tindakan menekan tombol CTRL
bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan
muncul highlight teks dengan warna kuning. Kesalahan tersbut akan muncul dan
kita pun bisa memperbaikinya.
Penulis
adalah EDITOR PERTAMA sekaligus PROOFREADER PERTAMA. Sehingga penulis sebaiknya
melakukan editing dan proofreading pada tulisannya sebelum tulisan tersebut
diserahkan ke penerbit.
Tanggal Pertemuan : 7 Mei 2021
Resume ke : 12
Tema :
Narasumber :
Gelombang : 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar