Kamis, 29 Juli 2021

Resume Ke 22 Belajar Menulis Gelombang 19


MENERBITKAN BUKU DI PENERBIT INDIE



Tanggal Pertemuan : 26 Juli 2021

Resume ke : 22

Tema : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Gelombang : 19 


        Memulai aktivitas pagi ini, dengan sedikit olahraga, sambil menikmati sejuknya udara pagi ditemani kicauan burung beraneka jenis di balik daun jati yang satu persatu mulai gugur menyambut datangnya musim kemarau. Menyeruput segelas kopi berteman setoples cemilan ringan yang tak pernah absen menemani untuk mengawali semua rutinitas setiap hari.

     Dua kali pertemuan di kelas belajar menulis, saya tidak pernah bisa menuangkan tulisan dan membuat resume untuk materi yang ada. Sejumput pekerjaan yang selalu antri untuk diselesaikan tak sabar untuk dijamah satu persatu. Mata ini tak sanggup untuk menatap layar HP ataupun laptop dalam waktu yang lama. Beberapa hari hanya bisa membaca pesan pendek, dan berusaha seminimal mungkin bertatapan dengan layar. Dan, alhamdulillah pagi ini, saya mencoba kembali menggerayangi tugas yang tertunda, serta berharap bisa mengejar ketertinggalan.

        Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Demikian nama narasumber di pertemuan ketujuh ini. Beliau adalah orang yang banyak berperan dalam kegiatan belajar menulis. Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, menetap di Bekasi dan sekarang berprofesi sebagai guru  SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta. Penulis blog sejak tahun 2009 www.praszetyawan.com dan profilnya pernah dimuat di dalam buku berjudul "Majors For The Future".

     Kegiatan dipandu oleh bu Aam nurhasanah yang juga merupakan guru blogger dan sudah menerbitkan beberapa buku solo dan buki antologi. diawali kalimat sambutan dari Om Jay yang idaka pernah bosan dan lelah memberi semangat kepada peserta.

        Mengawali kegiatan menulis dengan menjadi peserta gelombang 4 pada bulan Maret 2020, Pak Brian mendapatkan begitu banyak manfaat, diantaranya bisa membantu peserta belajar menulis untuk terhubung ke penerbit indie sejak Juli 2020. 

      Seorang penulis terkadang merasa sangat susah untuk menerbitkan buku. Sehingga banyak karya yang hanya menumpuk di dalam folder dan tak tersentuh lagi. Tidak ada yang membacanya selain penulis itu sendiri. Mengapa penulis tidak menerbitkan karyanya menjadi sebuah buku? Ya, karena mereka tidak mengenal penerbit Indie. 

    Kebanyakan orang hanya mengenal penerbit mayor, seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, dan lainnya. untuk menembus penerbit mayor tentulah bukan hal yag mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terkait naskah yang akan diterbitkan, dan jika naskah tersebut tidak sesuai, maka dapat dipastikan naskahnya tidak akan menjadi sebuah buku.

    Penulis biasanya akan berhenti, dan membiarkan naskahnya tetap di tempat semula, yaitu dalam sebuah folder yang terabaikan. Padahal, sebenarnya masih banyak penerbit di luar sana yang siap menerbitkab karya tersebut menjadi sebuah buku. Penerbit Indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.

    Menerbitkan buku di penerbit Indie sangat mudah, hanya butuh waktu beberapa bulan dan tidak mengenal istilah naskah ditolak, seperti halnya pada penerbit mayor. Di penerbit Indie, fasilitas pra cetak serta penerbitan biayanya ditanggung oleh penulis untuk mendapatkan fasilitas penerbitan yang memuaskan.

    Sebelum menerbitkan buku di penerbit Indie, penulis perlu memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih penerbit yang cocok. Penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda, jadi penulis bebas memilih sesuai dengan keinginan masing-masing, demikian tips dari bapak narasumber.

    Salah satu penerbit Indie yang diperkenalkan oleh bapak narsumber, yaitu penerbit Gemala. Tidak perlu merogoh kocek sedalam-dalamnya, cukup dengan modal Rp 300.000,- dengan batas maksimal 130 halaman ukuran kertas A5, penulis sudah mendapatkan banyak fasilitas yaitu mulai dari desain cover. ISBN, layout, 2 buku terbit, sampai peserta pun mendapatkan E-sertifikat. 

    Jika penulis menginginkan bonus lebih, penerbit Gemala juga memiliki paket penerbitan GRATIS, jika dari awal sudah berniat mencetak lebih dari 40 eksemplar, maka tidak perlu lagi membayar nominal yang disebutkan di atas. Wah, Ternyata keren sekali ya menerbitkan buku di penerbit Gemala.

    Untuk menerbitkan buku di penerbit Gemala, maka penulis perlu menyetor naskahnya dengan format ukuran kertas A5, menggunakan huruf times new roman ukuran 12 dengan spasi 1,5, paragraf rata kiri-kanan (justify), dan margin 2 cm.

    Beberapa hal lain yang perlu diingat penulis, adalah menyertakan kelengkapan naskah berupa cover (judul buku dan nama penulis saja), Prakata (wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri)daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat), dan Kata Pengantar yang ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. 

    Begitu banyak penawaran menarik yang ditawarkan oleh penerbit Gemala sesuai yang disampaikan oleh narasumber. Selain penerbit Gemala, ada banyak penerbit Indie yang bersedia menerima dan menerbitkan tulisan penulis pemula. Maka, sekarang penulis tentu semakin mudah menentukan pilihan untuk merencanakan dimana akan menerbitkan bukunya setelah pelatihan ini selesai. Untuk melihat buku yang sudah berhasil diterbitkan oleh Penerbit Gemala selama pelatihan menulis bisa dilihat di https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html

    Materi yang sangat menarik. Menggugah kembali keinginan untuk menerbitkan buku tahun ini. Menutup tulisan ini dengan sebuah asa bisa menerbitkan buku solo lagi di tahun ini. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN UNGGULAN

MATERI 1

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Hampir sepanjang sejarah selama ratusan tahun kita telah mengetahui dan juga meyakini bahwa bentuk planet termasuk...