Mengenal Penerbit Mayor
Menembus penerbit mayor tentu adalah hal
yang sangat membanggakan bagi seorang penulis, apalagi jika penulis tersebut
merupakan penulis pemula. Mengapa hal tersebut dianggap demikian? Tentu saja
karena buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor adalah buku yang dianggap berkualitas
dan dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Siang ini, kelas pelatihan belajar menulis
gelombang 18 di grup WA menghadirkan seorang narasumber hebat yang sudah lama
bergelut di penerbit mayor dan bersedia menerima untuk diterbitkan tulisan
peserta yang tentunya memenuhi syarat.
Narasumber hebat ini adalah bapak Edi S.
Mulyanta S.Si, M.T. Beliau berkarir di penerbit Andi sebagai Publishing
Consultant & E-Book Development, selain itu beliau juga merupakan Founder
Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id. Pengalaman beliau di
dunia penerbitan dan penulisan hampir 20 tahun. Waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan pengalaman yang bisa dibagi kepada peserta pelatihan.
Beberapa tulisan beliau yang telah terbit
yaitu How to make money in BIG DATA tahun 2021, Lebih Mahir Word 2019, Untuk
Penulisan Ilmiah, 2019, Teknik Modern Fotografi Digital 2007, dan masih banyak
lagi karya beliau yang bisa kita lihat di https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao.
Memulai pemaparan materi bapak Edi
menjelaskan perkembangan dunia penerbitan berkaitan dengan adanya pandemi
covid-19 yang melanda dunia khususnya Indonesia yang sudah lebih setahun
memberikan dampak menurunnya pemasukan industri penerbitan, dimana dunia
penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme
di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan
materi.
Dengan berlakunya PSBB dan pembatasan
kegiatan masyarakat di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan
penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti
sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun
bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan
beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini
berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang
telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku, lanjut
narasumber.
Untuk tetap bertahan dimasa sekarang ini,
penerbit berusaha membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap
mengobarkan semangat literasi di perbukuan. Saluran-saluran digital dapat
menjadi alternatif untuk tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Mengembangkan
channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, adalah
beberapa cara untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui penerbitan buku.
Sebagai penerbit, memiliki tugas untuk
mendapatkan naskah yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan
keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan
meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum. Sementara tugas penulis adalah
menghasilkan naskah buku yang memenuhi kriteria bagi penerbit, kemudian
penerbit akan mengolah naskah buku tersebut menjadi komoditas berupa buku
cetakan maupun buku elektronik dengan menyesuaikan perkembangan jaman. Hampir
70% buku yang terbitkan penerbit Andi adalah dengan tema pendidikan, sisanya
adalah tema umum 30%.
Pada dasarnya kualitas terbitan penerbit skala
minor dan mayor itu sama. Terkadang penerbit mayor mempunyai team Riset dan
Development, sehingga lebih fokus pemilihan materi sampai ke eksekusi
pemasarannya. Hal ini lah yang membedakan penerbit mayor dan minor, penerbit
mayor mempunyai tool-tool pemasaran yang lebih banyak, tool Riset dan
Development yang fokus pengembangan materi.
Beberapa Undang-undang yang memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2 yang menyatakan bahwa Hasil Penelitian wajib disebarluaskan dan dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN). PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN.
Penerbitan buku saat ini sudah mengikuti
perkembangan teknologi yaitu penerbitan buku digital. Begitupun juga dengan
penerbit Andi untuk mengantisipasi perkembangan jaman yang semakin nyata
terlihat arahnya ke depan.
Narasumber mengajak peserta untuk mencoba bertransaksi buku digital, supaya tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini. Untuk bisa melihat percontohan buku digital dan proses pemasarannya di http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id.
Sebelum menutup pertemuan, beberapa pertanyaan dari peserta pelatihan dijawab dengan lugas oleh narasumber, diantaranya tips untuk bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. Peserta diharapkan dapat menuliskan rencana penulisan dengan target market yang dituju. Hal ini perlu dipersiapkan karena membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya. Selanjutnya membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll).
Tanggal Pertemuan : 28 April 2021
Resume ke : 9
Tema : Penerbit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Gelombang : 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar