Ketika
Ide datang menyapa, sambutlah…
Malam yang dilanda gerimis, dan
jaringan internet yang timbul tenggelam tidak menyurutkan semangatku untuk
mengikuti pertemuan pertama pelatihan menulis gelombang 18 di grup WA. Dengan
niat ingin menjadi penulis seperti teman-teman yang telah menerbitkan bukunya,
saya mengikuti materi dengan seksama, berharap tidak ada kata apalagi kalimat
terlewatkan yang disampaikan oleh narasumber.
Dalam kegiatan ini kami ditugaskan
untuk menulis resume materi setiap pertemuan demi melatih keterampilan menulis
peserta. Karena tanpa latihan yang cukup tidak mungkin untuk mendapatkan
tulisan yang berkualitas dan enak dibaca. Bagiku, menulis resume terasa berat,
itulah mengapa selama mengikuti gelombang 17 saya tidak pernah sekali pun
mencoba menulis resume. Ada rasa tidak percaya diri untuk menampilkan tulisan
saya dibaca oleh orang lain. Merasa bahwa apa yang saya tulis itu buruk. Namun
setelah saya mengikuti kegiatan opening pelatihan menulis gelombang 18, saya
berusaha mengumpulkan rasa percaya diri untuk bisa menampilkan tulisan seburuk
apapun itu, dengan harapan ada masukan dari pembaca untuk kemajuan tulisan
saya.
Menulis menjadi sebuah tantangan bagi
saya. Tahun 2019 melalui kegiatan Sagusaku yang diadakan oleh IGI kota Parepare,
saya telah menerbitkan sebuah novel dengan judul “April Bukan Bulan”, kemudian
di tahun 2020 ikut lagi kegiatan pelatihan menulis bareng sehingga melahirkan
sebuah buku antologi kumpulan cerpen “Perempuan yang Menjeda Kenangan”. Namun,
ada yang mengganjal dihati saya. Saya memiliki keinginan untuk bisa menerbitkan
sebuah buku non fiksi. Maka saya pun mulai mencari kanal-kanal pelatihan supaya
bisa belajar tentang cara menulis buku non fiksi.
Di Malam pertama saya mengikuti
kegiatan pelatihan menulis di grup WA Belajar Menulis Gelombang 18, kulalui
dengan rasa deg-degan, jantung berdegup kencang serasa jatuh cinta kepada
seorang perjaka untuk pertama kalinya. Yaa, saya memang telah jatuh cinta malam
ini. Saya jatuh cinta kepada dunia kepenulisan, saya ingin menjadi seorang
penulis dengan sejuta karya yang bisa dikenang oleh orang lain, memiliki
harapan untuk bisa bermanfaat bagi orang lain melalui tulisan- tulisan yang
saya buat. Sehingga dengan penuh semangat saya mencermati kalimat demi kalimat
yang diucapkan oleh narasumber melalui voice
note.
Narasumber malam ini, adalah seorang
yang sangat inspiratif. Beliau adalah Dra. Sri
Sugiastuti,. M.Pd. yang lebih sering disapa Bu kanjeng. dilahirkan di
Semarang 8 April
1961, dari pasangan Sugiman- Hj
Sri Yatminten. Beliau pernah belajar di UNS tahun 1980-1984, FKIP Bahasa Inggris, setelah jeda melanjutkan
ke S2 di UMS Surakarta tahun 2007-2010. Saat ini beliau diamanahi sebagai
Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta.
Beberapa buku telah beliau terbitkan
diantaranya “Seri Pendalaman Materi UN
Bahasa Inggris untuk SMK” yang diterbitkan Erlangga tahun 2010
dan setelah direvisi
ulang tahun 2015 diterbitkan
kembali. Wow English is So Easy
Kids tahun 2018, dan Ready
to English jilid
1,2,3. Seni Mendidik
Anak dengan Tuntunan
Islami 2013. Masuk Surga
karena Anak 2017,
Merawat Harapan tahun 2018
dan The power
of Mother’s Prayers. Menulis 2 novel Hidayah "Kugelar Sajadah
Cinta tahun 2013, Perempuan Terbungkas
tahun 2018, dan dua buku
memoir dengan judul Catatan Hati
Menuju Baitullah" dan "
Semangat Menggapai Ridha Allah, 50 Tahun Pernikahan Emas." Satu buku
Motivasi "The Stories of
Wonder Women, " Satu buku
pengayaan "Budi Pekerti dan Akhlak
Mulia" tahun 2018.
Beliau memiliki Motto dalam
hidupnya, yaitu “Bersemangat
menggapai ridha Allah
dengan berbagi dan silahturahmi”.
Materi yang disampaikan oleh Bu Kanjeng pada malam ini dengan tema “Cara jadi Penulis”. Diawali dengan cerita pengalaman beliau memulai menulis diusia yang terbilang tidak muda lagi. Kegemaran membaca sejak usia SD menjadi modal untuk menelorkan karya-karya dengan genre yang beragam. Menulis sudah menjadi kebutuhan bagi beliau, dalam sehari tanpa menulis rasanya seperti tidak lengkap hidupnya. Apa yang beliau tulis adalah pengalaman-pengalaman yang ada di sekitarnya, sehingga dikatakan bahwa tulislah apa yang anda alami, dan tulislah apa yang anda sukai.
Sebagai penulis pemula, tentunya saya
ingin memetik banyak ilmu dari Bu Kanjeng. Benar apa yang beliau katakan, bahwa
kadang disaat kita akan memulai sebuah tulisan kita malah mogok duluan,
tiba-tiba mesin pikir kita terhenti, tidak tahu harus menulis apa. Saya sering
mengalaminya, duduk di depan laptop ingin menulis namun bingung bagaimana
caranya memulai, kalimat apa yang seharusnya saya tulis duluan. Disitulah mood saya untuk menulis kadang hilang.
Menurut Bu Kanjeng, menulis itu tidak perlu
mencari ide. Sebenarnya, ide itu bisa datang darimana saja. Kita lah yang
kadang kurang peka dengan kondisi disekitar. Apa yang kita alami, apa yang
dialami oleh saudara kita, sahabat, siswa atau orang yang tidak kita kenal
sekalipun yang ada di dekat kita, bisa diangkat menjadi sebuah tulisan. Dan tentunya
keinginan berikutnya adalah ingin tulisan tersebut menjadi sebuah buku.
Bagaimana prosesnya agar tulisan itu bisa
menjadi buku yang baik? menurut Bu Kanjeng, kita seharusnya bangun dulu mental
atau keinginan kita yang kuat. Mengumpulkan ingatan kemudian kita tentukan
tokoh dan karakter yang ada di setiap subjudul kemudian baru kita membuat
outline atau daftar isi yang mau dijadikan subjudul.
Menulis sebuah buku, tentunya harus
memiliki makna bagi pembaca. Diharapkan penulis memiliki pemahaman bahwa
menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran itulah bagian dari menulis buku.
Dapat memberi inspirasi kepada orang lain adalah suatu hal yang sangat
diidamkan oleh seorang penulis.
Sebuah tulisan tergantung irama yang
diinginkan oleh penulisnya, karena pada prinsipnya menulis itu bagaikan dirijen
mengatur irama lagu. Agar tulisan teratur dan tidak melebar ke pembahasan yang tidak
sesuai tema, maka dalam menulis dibutuhkan sebuah outline. Outline adalah daftar isi atau bagian dari
yang akan kita tulis biasanya berupa beberapa sub judul atau bisa juga ada bab
1 bab 2 bab 3 dan 4, akhirnya penutup. Jadi sebelum membuat outline, kita perlu mengumpulkan
materi-materi yang akan mendukung tulisan kita.
Lalu bagaimanakah cara membuat outline? Ada tiga langkah untuk membuat
outline, yaitu langkah pertama adalah memilih topiknya, kemudian yang kedua tentukan
informasi yang akan disampaikan kepada pembaca, apakah tulisan tersebut bersifat
reflektif, persuasive, atau informasi kepada pembaca yang berangkat dari
penelitian. Dan yang ketiga yaitu outline
harus fokus, agar tema yang kita tulis tidak bercabang. Setelah outline selesai, jangan pernah berniat
untuk menggantinya karena itu adalah sebuah hal buruk terhadap suatu tulisan.
Untuk menjadi penulis yang hebat, kita
perlu banyak membaca. Sehingga perbendaharaan kata yang kita miliki semakin
kaya. Menulislah disaat ide itu muncul dan lakukan sebagai sebuah kebutuhan.
Tanggal
pertemuan: 05 April 2021
Resume
ke: 1
Tema:
Cara Jadi Penulis
Narasumber:Dra.
Sugiastuti,. M.Pd.
Gelombang:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar