Dari Tulisan Blog Menjadi Buku
Tanggal Pertemuan : 16 Juli 2021
Resume ke : 18
Tema : Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku
Narasumber : Rita Wati, S.Kom.
Gelombang : 19
Ditengah kesibukan menyusun roster dan penyusunan RPP
tahun ajaran baru, semangat untuk mengikuti kelas menulis gelombang 19 tetap
membara. Duduk rapi depan laptop dan handphone
yang sesekali dilirik untuk membaca pesan masuk, memastikan kelas menulis sudah
dimulai.
Hujan deras mengiringi tarian jemariku menekan tombol demi
tombol menuliskan kalimat untuk persiapan pembelajaran jarak jauh yang masih
berlangsung semester ini. Belum sampai pada rencana kegiatan penutup, ternyata
materi di kelas menulis sudah dimulai. Kututup sementara file RPP dan beralih
ke grup WA.
Malam ini memasuki pertemuan ketiga untuk gelombang
19. Pematerinya adalah Ibu Rita wati, S.Kom. yang dipandu oleh Mr. bams. Tema
materinya adalah membongkar rahasia menulis hingga menerbitkan buku. Tema yang
sangat menarik decakku kagum. Sungguh luar biasa orang-orang yang ada di dalam
grup ini. Mereka dengan ikhlas berbagi ilmu, trik, dan rahasia pun dibongkar.
Banyak orang menulis dan menuangkannya hanya di dalam
laptop ataupun sekedar diunggah di media sosial. Mereka tidak bisa menerbitkan
bukunya. Hal tersebut juga menjadi salah satu pengalaman bagi narasumber,
tulisannya diendapkan di hidden folder.
Rasa tidak percaya diri dan merasa tidak berbakat menjadi penulis menjadi
sebuah momok baginya. Hingga pada akhirnya ibu kelahiran Tanjung pinang ini berhasil
menerbitkan beberapa buku, salah satunya berjudul 25 Trik Jitu Menulis dan
Menerbitkan Buku.
Pandemi covid-19 memang bukan hanya mendatangkan duka.
Ada banyak hikmah yang didapatkan selama bekerja dari rumah. Kesempatan belajar
biasanya sangat langka dan terbatas, namun di masa pandemi terbuka banyak
kesempatan untuk menambah ilmu termasuk belajar menulis. Saya merasa sangat beruntung
mengenal Om Jay. Beliau mengijinkan saya bergabung di grup menulis yang beliau
prakarsai hingga saya mengenal beberapa rekan dari berbagai daerah dan bercita-cita
untuk menjadi penulis.
Menulis sudah menjadi rutinitas saya sejak remaja,
menulis di buku harian menuangkan segala keluh kesah dan pengalaman sehari-
hari kemudian digembok supaya orang lain tidak mengetahui apa yang sedang
kualami. Menganggap buku harian adalah sahabat yang paling setia kala itu.
Jika dihadapkan pada sebuah pertanyaan tentang alasan
saya menulis. Ya, saya jawab bahwa saya menulis karena saya senang. Saya suka
menulis pengalaman-pengalaman yang baru saja kulalui hari itu, dengan kata lain
saya menulis untuk diri sendiri dan tidak untuk dipublikasikan. Namun, seiring
waktu, karir mengharuskan saya produktif untuk menulis karya ilmiah, maka kegiatan
menulis saya lakukan untuk sebuah syarat naik pangkat, dan mulailah saya
belajar menulis penelitian tindakan kelas.
Disebutkan oleh ibu narasumber bahwa manfaat menulis
ada lima, yaitu meredakan stress, memecahkan masalah dengan baik, menuangkan perasaan sesuai keinginan,
memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya ingat. Dan menurut saya,
pendapat tersebut sangat betul, karena selama saya menulis di buku harian,
perasaan yag awalnya awut-awutan menjadi fresh
kembali setelah dituangkan ke dalam tulisan.
Selain itu, menurut para ahli manfaat menulis adalah
meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas,
menumbuhkan keberanian, serta mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.
Selanjutnya ibu guru blogger membocorkan rahasia
menulis. Menurutnya, seorang penulis harus mampu menguasai diri sendiri, banyak
membaca buku, kemudian menuliskan semua ide yang muncul tanpa memperhatikan
aturan PUEBI, karena ada masanya mengedit tulisan. Tak hanya itu, berlatih menulis 100, 400,
hingga 1000 kata dalam sehari dapat membantu penulis untuk menulis dengan
lancar. Kemudian membuat peta konsep atau alur cerita yang akan dituliskan,
biar pembahasan di dalam tulisan tetap fokus di tema. Dan, berani untuk
menunjukkan gagasan baru.
Penulis pemula terkadang mengalami kendala yang sama.
Kehabisan ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, lalu mulailah menunda
untuk menulis karena tidak menemukan kata yang pas. Mencoba untuk menulis lagi,
namun tidak memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan tulisannya kepada
orang lain karena merasa naskahnya kurang bagus.
Membaca merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
kendala diatas. Semakin banyak membaca tulisan orang lain, maka akan menambah
perbendaharaan kata penulis pemula. Ide pun akan muncul setelah membaca tulisan
orang lain, sehingga akan menyusul gagasan-gagasan lainnya yang bisa memperkaya
karya kita. Dan jangan lupa untuk menuliskan ide ketika muncul, jangan ditunda
hingga ide tersebut menghilang di memori.
Untuk mempublikasikan tulisan, media blog merupakan
salah satu media yang sangat bagus digunakan. Karena tulisan tidak akan ditolak
sebagaimana ketika kita menyetor ke penerbit. Keuntungan berikutnya, tulisan kita
akan dibaca oleh orang-orang di seluruh dunia. Dan, jika kita menulis dua
sampai tiga lembar setiap hari di blog, maka dalam sebulan tulisan tersebut
sudah bisa dijadikan buku.
Setelah menyimak pemaparan materi malam ini. Jiwa menulisku
kembali meronta. Ingin menuangkan segala ide ke dalam tulisan lalu
mengunggahnya di blog. Semoga saja, saya juga bisa menjadi guru blogger seperti
ibu narasumber dan Om jay. Saya pun jatuh cinta untuk menulis di blog.
“Sekumpulan angin yang berbisik di antara kepak sepasang merpati juga nyanyian mistis tetes hujan saat pertunangan bunga dan kupu-kupu. Jika pernah kau mendengarnya, maka begitulah aku padamu”.(Asma Nadia).
http://www.ritapinang.my.id/
https://www.kompasiana.com/ritapinang/5fe514d78ede4864fb3e50f2/kendaraan-menuju-pendidikan-berbasis-digital
https://catatangurumilenial.wordpress.com/blog-2/
Resumenya diangkat dan padat. Tapi blm lengkap hehehe.
BalasHapusTerimakasih om Jay, insya Allah resume berikutnya diusahakan bs lengkap
HapusWow... lancar luncur...
BalasHapusGood job..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSudah keren bu tulisannya. Mantap
BalasHapusTulisannya sudah keren hanya saja kurang padat materi dr narsumnya. Ibarat nonton sinetron belum ending sudah selesai. Keep writing and sharing
BalasHapusmantap bu
BalasHapusMenarik dan keren. Lanjutkan
BalasHapusKeren tulisannya Bu.
BalasHapusPerkata tersusun rapi dan mudah dicerna... mantap dan keren
BalasHapus