Kamis, 29 Juli 2021

Resume Ke 22 Belajar Menulis Gelombang 19


MENERBITKAN BUKU DI PENERBIT INDIE



Tanggal Pertemuan : 26 Juli 2021

Resume ke : 22

Tema : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Gelombang : 19 


        Memulai aktivitas pagi ini, dengan sedikit olahraga, sambil menikmati sejuknya udara pagi ditemani kicauan burung beraneka jenis di balik daun jati yang satu persatu mulai gugur menyambut datangnya musim kemarau. Menyeruput segelas kopi berteman setoples cemilan ringan yang tak pernah absen menemani untuk mengawali semua rutinitas setiap hari.

     Dua kali pertemuan di kelas belajar menulis, saya tidak pernah bisa menuangkan tulisan dan membuat resume untuk materi yang ada. Sejumput pekerjaan yang selalu antri untuk diselesaikan tak sabar untuk dijamah satu persatu. Mata ini tak sanggup untuk menatap layar HP ataupun laptop dalam waktu yang lama. Beberapa hari hanya bisa membaca pesan pendek, dan berusaha seminimal mungkin bertatapan dengan layar. Dan, alhamdulillah pagi ini, saya mencoba kembali menggerayangi tugas yang tertunda, serta berharap bisa mengejar ketertinggalan.

        Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Demikian nama narasumber di pertemuan ketujuh ini. Beliau adalah orang yang banyak berperan dalam kegiatan belajar menulis. Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, menetap di Bekasi dan sekarang berprofesi sebagai guru  SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta. Penulis blog sejak tahun 2009 www.praszetyawan.com dan profilnya pernah dimuat di dalam buku berjudul "Majors For The Future".

     Kegiatan dipandu oleh bu Aam nurhasanah yang juga merupakan guru blogger dan sudah menerbitkan beberapa buku solo dan buki antologi. diawali kalimat sambutan dari Om Jay yang idaka pernah bosan dan lelah memberi semangat kepada peserta.

        Mengawali kegiatan menulis dengan menjadi peserta gelombang 4 pada bulan Maret 2020, Pak Brian mendapatkan begitu banyak manfaat, diantaranya bisa membantu peserta belajar menulis untuk terhubung ke penerbit indie sejak Juli 2020. 

      Seorang penulis terkadang merasa sangat susah untuk menerbitkan buku. Sehingga banyak karya yang hanya menumpuk di dalam folder dan tak tersentuh lagi. Tidak ada yang membacanya selain penulis itu sendiri. Mengapa penulis tidak menerbitkan karyanya menjadi sebuah buku? Ya, karena mereka tidak mengenal penerbit Indie. 

    Kebanyakan orang hanya mengenal penerbit mayor, seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, dan lainnya. untuk menembus penerbit mayor tentulah bukan hal yag mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terkait naskah yang akan diterbitkan, dan jika naskah tersebut tidak sesuai, maka dapat dipastikan naskahnya tidak akan menjadi sebuah buku.

    Penulis biasanya akan berhenti, dan membiarkan naskahnya tetap di tempat semula, yaitu dalam sebuah folder yang terabaikan. Padahal, sebenarnya masih banyak penerbit di luar sana yang siap menerbitkab karya tersebut menjadi sebuah buku. Penerbit Indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.

    Menerbitkan buku di penerbit Indie sangat mudah, hanya butuh waktu beberapa bulan dan tidak mengenal istilah naskah ditolak, seperti halnya pada penerbit mayor. Di penerbit Indie, fasilitas pra cetak serta penerbitan biayanya ditanggung oleh penulis untuk mendapatkan fasilitas penerbitan yang memuaskan.

    Sebelum menerbitkan buku di penerbit Indie, penulis perlu memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih penerbit yang cocok. Penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda, jadi penulis bebas memilih sesuai dengan keinginan masing-masing, demikian tips dari bapak narasumber.

    Salah satu penerbit Indie yang diperkenalkan oleh bapak narsumber, yaitu penerbit Gemala. Tidak perlu merogoh kocek sedalam-dalamnya, cukup dengan modal Rp 300.000,- dengan batas maksimal 130 halaman ukuran kertas A5, penulis sudah mendapatkan banyak fasilitas yaitu mulai dari desain cover. ISBN, layout, 2 buku terbit, sampai peserta pun mendapatkan E-sertifikat. 

    Jika penulis menginginkan bonus lebih, penerbit Gemala juga memiliki paket penerbitan GRATIS, jika dari awal sudah berniat mencetak lebih dari 40 eksemplar, maka tidak perlu lagi membayar nominal yang disebutkan di atas. Wah, Ternyata keren sekali ya menerbitkan buku di penerbit Gemala.

    Untuk menerbitkan buku di penerbit Gemala, maka penulis perlu menyetor naskahnya dengan format ukuran kertas A5, menggunakan huruf times new roman ukuran 12 dengan spasi 1,5, paragraf rata kiri-kanan (justify), dan margin 2 cm.

    Beberapa hal lain yang perlu diingat penulis, adalah menyertakan kelengkapan naskah berupa cover (judul buku dan nama penulis saja), Prakata (wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri)daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat), dan Kata Pengantar yang ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. 

    Begitu banyak penawaran menarik yang ditawarkan oleh penerbit Gemala sesuai yang disampaikan oleh narasumber. Selain penerbit Gemala, ada banyak penerbit Indie yang bersedia menerima dan menerbitkan tulisan penulis pemula. Maka, sekarang penulis tentu semakin mudah menentukan pilihan untuk merencanakan dimana akan menerbitkan bukunya setelah pelatihan ini selesai. Untuk melihat buku yang sudah berhasil diterbitkan oleh Penerbit Gemala selama pelatihan menulis bisa dilihat di https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html

    Materi yang sangat menarik. Menggugah kembali keinginan untuk menerbitkan buku tahun ini. Menutup tulisan ini dengan sebuah asa bisa menerbitkan buku solo lagi di tahun ini. 






Jumat, 23 Juli 2021

Resume Ke 21 Belajar Menulis Gelombang 19

GAGAL ADALAH SUKSES YANG TERTUNDA



Tanggal Pertemuan : 23 Juli 2021

Resume ke : 21

Tema : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Gelombang : 19 

"Bila kegagalan itu hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi."

        Deru angin semakin memburu di atap seng rumahku malam ini. Dingin semakin menusuk membuat keenam kucing peliharaanku meringkuk di sebelahku. Mereka mencari kehangatan dengan menyandarkan badannya ke tubuhku. Nafasnya yang memburu diiringi nyanyian kodok di samping rumah yang berharap hujan sudi menemani, namun titik air yang diharapkan sepertinya enggan untuk menyapa.

        Malam ini merupakan pertemuan ke enam gelombang ke 19 kelas belajar menulis PGRI. Materi akan dibawakan oleh ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. seorang guru pemenang juara pertama lomba blog nasional PGRI dan akan dipandu oleh moderator cantik ibu Maesaroh. 

        Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. Lahir di Cipanas, tanggal 12 Agustus 1988. Menempuh masa pendidikan mulai dari  SD  Negeri Bintangresmi 02, SMP Negeri 1 Cipanas, SMA Negeri 1 Cipanas, Kuliah S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSATRASIADA dan lulus tahun 2012. Saat ini, menjabat Kepala Sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS (SMPS MAHIDA) di Cipanas Lebak. 

     Memulai karir di dunia kepenulisan, ibu Aam mengawali langkahnya sebagai moderator, narasumber, kurator, dan saat ini sedang belajar menjadi editor dari naskah peserta kelas belajar menulis Omjay. Dengan keuletan dan komitmen menulis setiap hari, ibu Narasumber pernah meraih Juara 1 Lomba Blog PGRI dan Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Beliau juga aktif dibeberapa komunitas menulis, dan akhirnya hingga saat ini sudah mampu melahirkan karya 20 buku. 

  Untuk mengenal narasumber lebih jauh, dapat kita simak profilnya di https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html .

       Setelah memperkenalkan narasumber hebat malam ini, ibu moderator yaitu ibu Maesaroh memberikan kesempatan kepada narasumber untuk memaparkan materinya yang sudah ditunggu oleh peserta.

        Awal memaparkan materi disajikan dengan sebuah video yang menampilkan beberapa karya beliau, dilanjutkan dengan sharing pengalaman belajar di kelas menulis Om Jay hingga bisa sukses melahirkan karya-karyanya.

    Bu Aam adalah orang yang ulet, belajar dari kegagalan yang dialami di gelombang 8 membuatnya dapat memacu diri dan mengobarkan semangat dan komitmen untuk menulis lalu mengulang kembali di gelombang 12. Semangat yang menggebu membuahkan hasil dengan terbitnya buku pertamanya berupa buku antologi dengan judul Semangat Menulis bersama Bu Kanjeng, kemudian disusul terbitnya buku solo dengan judul Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.



        Motivasi terus mengalir dan membanjiri jiwa haus akan keinginan untuk mengikat pengalaman melalui buku. Maka lahirlah karya berikutnya yaitu Kunci Sukses Menjadi Moderator Online, semua mimpi bu Aam satu persatu perlahan mulai menjadi nyata. Mimpi demi mimpi pun terus berganti.. Menjadi lecutan semangat untuk terus mengasah dirinya.


        Pucuk dicinta ulam pun tiba. Lahirnya buku solo kedua bu Aam memantik simpati Bu Kanjeng untuk meminangnya menjadi seorang kurator. Seorang kurator bertugas untuk menghimpun naskah dan administrasi yang masuk, hingga buku sampai ke pembaca. Lagi- lagi bu Aam berhasil menjadi kurator di beberapa kelas menulis gelombang 16,17,18, dan beberapa antologi puisi binaan bu Kanjeng.

        Waktu terus berganti, kemampuan menulis yang selalu diasah semakin tajam, setajam ide- ide yang terus bermunculan dan memaksa untuk dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya bisa menulis dan layak untuk diperhitungkan, membuatnya memberanikan diri mengikuti lomba blog HUT AISEI, dan saat itu bisa lolos 10 besar. Tidak sampai disitu, uji kemampuan pun dilanjutkan dengan mengikuti lomba blog PGRI dan akhirnya mampu meraih Juara 1.

        Kecintaan menulis membuat ibu Aam semakin melesat. Belum puas dengan prestasi yang diukir, tanpa ragu beliau lalu mengikuti program menulis seminggu yang diadakan Prof. Ekoji, dan sesuai mimpinya, naskahnya tembus ke penerbit mayor PT Andi Offset Yogyakarta. Suatu prestasi yang luar biasa. 

        Karya- karya yang lahir semakin dikenal. Seorang murid yang bernama Juminah yang bekerja di Arab Saudi sebagai TKI meminta beliau untuk mengedit naskahnya, dan itu menjadi pengalaman pertama bagi ibu Aam menjadi seorang editor. Dari pengalaman itu pula, bu Kanjeng kembali memberi kesempatan kepada bu Aam untuk menjadi seorang editor, dan sekarang bu Aam sedang mengedit 3 naskah.

    Keberhasilan bu Aam tentunya dibarengi oleh dukungan oleh orang-orang sekitar. Belajar dari pengalaman orang yang lebih dulu berkecimpun di dunia kepenulisan menjadi tips berharga. Tak segan bu Aam berbagi dengan peserta. Adapun beberapa tips yang dibagikan, yaitu :

1. Membuat resume. Untuk membuat resume yang baik, penulis hendaknya menggunakan bahasa sendiri tanpa copy paste perkataan narasumber secara utuh. Penulis hanya mengambil intisari materi dan menuliskannya dengan bahasa dan gaya sendiri.

2. Jika narasumber memberikan link blog, kita harus blog walking. Jika narasumber berikan PPT, kita harus mampu menyimpulkan isi PPT-nya, dan jika narasumber memberikan link youtube, maka kunjungi linknya. Selanjutnya, boleh memberi sentuhan pengalaman pribadi, agar resume menjadi semakin hidup. Selain itu boleh juga menuliskan Hadits dan ayat Al- Quran atau kalimat motivasi di bagian atas resume.

3. Membuat skala prioritas. Dengan membuat catatan-catatan skala prioritas di tempat yang mudah terlihat dan mudah diakses, dapat membantu penulis untuk membagi waktu dan meningkatkan mood menulis.    

4. Selalu meluangkan waktu untuk menulis, jangan menunggu waktu dan ide baru menulis.

        Diakhir materi beberapa pertanyaan dijawab dengan mantap oleh ibu narasumber. Berbagi pengalaman tentunya menjadi sebuah motivasi bagi kami penulis pemula untuk terus memacu diri dan belajar dari kegagalan yang pernah dilalui.

       Kunci menulis untuk penulis pemula, jangan takut tulisan salah, jelek, atau malu. Karena menulis itu butuh proses dan tidak instan. Kita harus melatihnya setiap hari. Ibarat pisau yang semakin tajam jika diasah setiap hari. Begitu juga kemampuan menulis kita. Demikian bu Aam menutup pertemuan malam ini, dilengkapi dengan tiga kalimat motivasi,

Menulislah agar hidupmu berwarna,

Menulislah agar hidupmu bermakna, 

Menulislah hari ini agar engkau dikenal esok hari.

     Ada rasa lega menyeruak dalam dadaku, akhirnya bisa menyelesaikan resume malam ini. Benar apa yang dikatakan oleh orang-orang hebat bahwa komitmen itu penting, sehingga dalam kondisi kurang fit pun saya mencoba mengikuti materi dan menulis resumenya dengan baik. Semoga saya mampu seperti narasumber selalu konsisten untuk menulis.

“Anda tidak harus hebat untuk memulai, tapi Anda harus memulai untuk menjadi orang hebat.” – Zig Ziglar

Rabu, 21 Juli 2021

Resume Ke 20 Belajar Menulis Gelombang 19

 

Menerbitkan Naskah di Penerbit Indie



Tanggal Pertemuan : 21 Juli 2021

Resume ke : 20

Tema : Mengenal Penerbit Indie

Narasumber : Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Gelombang : 19    

    Entah apa yang merasukiku. Mungkin itu kalimat yang pantas saya ungkapkan malam ini. Keasyikan menyiapkan materi untuk pembimbingan CASN Nakes untuk dipaparkan besok sore, membuat saya lupa bahwa malam ini ada pertemuan di kelas belajar menulis. 

    Handphone saya biarkan tergeletak di meja dan hanya fokus ke laptop. Setelah ada menerima telepon yang masuk, barulah saya melihat pesan di WA. ternyata sudah ada lebih seratus pesan disana, dan saya tertuju pada grup kelas belajar menulis. "Haaa..." mata saya membelalak, sadar jika malam ini ternyata ada jadwal belajar. Tentu saja saya segera pindah channel, untuk sementara power point untuk bimbel besok saya tutup dulu, dan mulia sibuk membaca pesan yang sudah berjejer rapi dan siap dieksekusi untuk dijadikan bahan resume malam ini.

    Ditemani oleh bapak Bambang Purwanto yang bertugas menjadi moderator di pertemuan kali ini. Kelas akan diisi materi dengan tema mengenal penerbit Indie oleh bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. Nama yang sudah tidak asing kudengar, karena sejak mengenal kelas belajar menulis dari gelombang 17, beliau selalu wara wiri mempromosikan pelatihan-pelatihan yang berkenaan dengan kepenulisan serta penerbit yang beliau kelola.

 Untuk lebih mengenal siapa beliau, Mr.bams membagikan link biodata narasumber https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html . Dari biodata tersebut menjelaskan bahwa bapak pemateri kita adalah Guru (PNS ) di SMP I Kedungpring Lamongan sejak 1989-2021 (31 th) sampai sekarang. Bergelut di dunia penerbitan yaitu Penerbit Kamila Press Lamongan. Soal karya, tak perlu ditanyakan lagi. Cak Imin sudah menerbitkan banyak buku solo dan buku antologi.

        Awal materi, kami dipandu untuk membaca doa, kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh penulis buku Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar ini dengan lugas. Menurut beliau pada zaman milineal ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yg bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 



        Ketekunan dan perjuangan sangat dibutuhkan untuk bisa terlatih menulis. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Supaya kita terus semangat menulis, banyak kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya, setelah itu mari kita pahami cara menulis dan menerbitkan buku, lanjutnya.

    Untuk memotivasi peserta kelas belajar menulis Cak Imin memberikan contoh kalimat motivasi dari orang-orang bijak, slah satunya ungkapan Imam Al-Ghazali "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". 

    Saat penulis ingin menerbitkan bukunya dengan tepat, maka perlu melalui beberapa tahapan menulis. Nah, apa saja tahapan tersebut? narasumber pun memaparkan secara gamblang tahapan yang harus dilalui penulis untuk menerbitkan bukunya dengan tepat, yang terdiri dari lima tahapan.

1. Prawriting

    a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).

    b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

    c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

        Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penukh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

    Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,  naskah mana yg perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting

    Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  

    Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin, maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

    Banyak penulis, naskahnya sudah selesai, namun bingung untu menerbitkan bukunya. Nah, melalui materi malam ini, kita diperkenalkan beberapa penerbit yang siap menerbitkan naskah kita yaitu penerbit Independen ( penerbit Indie), diantaranya :

✓ Oase

✓ Gemala

✓ YPTD dan 

✓ Kamila Press Lamongan.

        Sebagai penulis, perlu kita mengenal jenis-jenis penerbit. Ada dua jenis penerbit, yaitu penerbit Indie dan penerbit Mayor. Berikut perbedaan antara keduanya.

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :

 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor : 

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie : 

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

        Diawal perkenalan tadi, bapak Mukminin sudah mengenalkan nama penerbit indie miliknya, yaitu Kamila Press Lamongan. Selanjutnya, beliau memberi perkenalan lebih jauh penerbitnya untuk menjadi referensi peserta kelas belajar menulis untuk menerbitkan bukunya. 

       Penerbit KAMILA PRESS LAMONGAN melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

Adapun syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA beliau atau di email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas, tim penerbit akan membantu mengusulkan kepada penulis judul yang menarik.  

b. Cover buku boleh  sudah penulis buat, sehingga penerbit tinggal memoles supaya nampak cantik dan menarik sesuai kesepakatan penulis. 

c. Cover minta dibuatkan penerbit. Tim Kamila Press lamongan pun siap untuk membantu. 

        Menerbitkan buku di Penerbit KAMILA PRESS LAMONGAN, akan mendapatkan fasilitas dibuatkan cover buku, layout, edit dan ISBN penulis juga dapat PO (Pre Order) promo buku dengan harganya serta dapat sertifikat dari penerbit yang kerja sama dengan  pencetakan.

        Sebagai bahan pertimbangan berikutnya, pemilik penerbit press lamongan juga menjelaskan biaya cetak buku  A5, kertas "Bookpapar (coklat halus)", termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku: 

A. 60 halaman: 

#  Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000

# Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, 

plus ongkir

B. 70 hlm:  

#  Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000,

 Plus Ongkir

C. 85 hlm : 

 # Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 

660.000

D. 90 hlm:

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000

E. 100 hlm: 

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000

F. 125 hlm: 

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000

G. 150 hlm= 

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000

H. 200 hlm: 

# 5 buku = 695.000

# 10 buku = 841.000

I. 250 hlm:

# Cetak 5 buku = 725.000

# Cetak 10 buku = 900.000

J. 300 hlm:

# Cetak 5 buku = 753.000

# Cetak 10 buku = 957.000

        SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 20.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  45.000

    

        Sebagai penulis pemula, untuk menembus penerbit mayor merupakan hal yang cukup sulit, sehingga penerbit indie menjadi solusi untuk mewujudkan mimpi kita untuk menerbitkan buku hasil karya tulis sendiri. Tentu sangat bangga jika naskah yang sudah kita tulis sudah menjadi sebuah buku ber ISBN. 

        "Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

    






Senin, 19 Juli 2021

Resume ke 19 Belajar Menulis Gelombang 19

 TIPS MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH



Tanggal Pertemuan : 19 Juli 2021

Resume ke : 19

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.

Gelombang : 19    

        Ditengah kesibukan menyiapkan perayaan Idul Adha esok hari, malam ini tanggal 19 Juli 2021, kelas belajar menulis di grup WA yang diprakarsai Om Jay tetap dibuka. Sambil menyiapkan keperluan anak-anak berlebaran besok, saya tetap ingin fokus untuk menyimak materi dan menuliskan resumenya, meskipun jaringan malam ini agak lambat. 

    Alhamdulillah, malam ini kami bisa berkumpul bersama saudara di rumah orang tua untuk merayakan idul adha tahun ini. Anak-anak dengan riang bermain bersama saudara sepupunya. Mereka lama tidak bersua, sehingga pertemuan kali ini sangat membahagiakan mereka, juga bagi saya pribadi. Saya pun memilih menyimak materi di dalam kamar supaya bisa fokus sambil sesekali mengikuti lapal takbir yang terdengar dari mesjid yang tak jauh dari rumah ibu. 

    Pertemuan ke 4 kelas belajar menulis di gelombang 19 dengan tema menulis buku dari karya ilmiah, dibawakan oleh seorang narasumber berprestasi. Beliau adalah ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. didampingi oelh ibu Aam Nurhasanah seorang guru blogger.

    Narasumber merupakan peraih Juara harapan 1 dalam lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang, program pendanaan DIKTI pada program kreativitas mahasiswa tingkat nasional, serta beberapa prestasi lainnya. Seorang guru blogger dengan beberapa karya tulis yang sudah diterbitkan, dan salah satu karyanya tembus di penerbit mayor PT Andi Offset. Lebih lengkap profil beliau dapat dilihat melalui https://drive.google.com/file/d/1oHk-MJUfcYYbo_ZCMGXINK_GEIGMiOAw/view?usp=drivesdk .

    Menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang diperoleh sesuai dengan sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

    Seorang guru tentu sudah pernah membuat karya tulis ilmiah, baik itu skripsi saat kuliah S1, atau tesis saat menempuh pendidikan S2, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) saat mengajar. Semua karya tersebut dibuat sekedar untuk memenuhi tuntutan tertentu. 

    "Ketika sedang kuliah S1, S2 atau S3 pembuatan KTI tujuannya semata hanya untuk memenuhi prasyarat agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak Perpustakaan atau bahkan di gudang", ujar ibu narasumber.

    "Begitu pun juga dengan PTK ataupun best Practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit, laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah", lanjutnya.

    "Muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di lapangan. Tentu sangat disayangkan apabila informasi dan data penting tersebut hanya tergeletak begitu di perpustakaan dan tidak bisa tersampaikan kepada masyarakat luas, terlebih dapat dinikamati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata", dengan lugas dan lengkap narasumber membeberkan alasan perlunya KTI dijadikan sebuah buku.

   Beberapa manfaat yang akan didapatkan ketika KTI dijadikan sebuah buku, yaitu :

  1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam;
  2. Buku dapat diperjualbelikan, sehingga ada keuntungan material yang dapat kita peroleh;
  3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, kita akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi;
  4. Jika buku kita dibaca banyak orang, dan banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri;
  5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU.

        Adapun cara mengubah KTI menjadi sebuah buku, yaitu :



  1. Ubah judul KTI atau PTK kita menjadi judul populer, misalnya JUDUL TESIS Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA, ketika diubah menjadi JUDUL BUKU kalimatnya berubah menjadi kiat menulis modul berbasis riset. Kita sesuaikan dengan fokus penelitian, dengan menambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

  2. Ubah bab I (pendahuluan) pada KTI menjadi bab I buku, dengan menghapus rumusan masalah, definisi operasional, dan manfaat penelitian dengan memasukkan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.

  3. Bab II dan seterusnya pada KTI versi buku dapat diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II KTI asli. Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi hasil belajar, media pembelajaran, modul, metode pembelajaran, pembelajaran berbasis riset. Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu,
          Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku 
          Bab 2 TEORI BELAJAR
            2.1. belajar
            2.2. permasalahan dalam pembelajaran
            2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
        Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
        Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
            3.1. Pengertian media
            3.2. jenis media
            3.3. manfaat media
        Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
        Bab 4 mengenal modul 
            4.1.pengertian modul
            4.2. karakteristik modul
            4.3.sistematika modul
            4.4. kelebihan modul
        Dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.
     
4. Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan. 

A.  Kita dapat memasukkan hasil penelitian KTI ke dalam buku. Ini dapat diawali dengan kata  pengantar "pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian.... ". 

B.  Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

C.  Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, dapat diubah dalam bentuk kalimat

5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku

6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. JANGAN gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.

    Agar buku karya kita tidak menjadi self plagiarisme, maka membuat buku dari karya ilmiah BUKAN BERARTI HANYA mengubah cover dan judul saja sementara isinya sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya

    Supaya karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka karya tersebut dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya, demikian penutup ibu narasumber dalam memaparkan materinya.

    Pada sesi tanya jawab, ibu Omma dari NTT mengajukan pertanyaan berkaitan dengan karya tulis yang layak dijadikan buku. Penulis buku kiat praktis menulis modul berbasis riset ini menjawab bahwa karya yang bisa dijadikan buku adalah karya yang pernah diaplikasikan dalam pembelajaran sehingga kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model atau teknik yang diterapkan. Selain itu, jika model sudah pernah diuji cobakan maka pembaca akan semakin yakin keefektifan dari karya itu. Sebagai contoh karya yang dapat dikonversi menjadi buku adalah PTK, skripsi, tesis, disertasi, dan karya penelitian lainnya.

    Wah, senang sekali rasanya malam ini dapat inspirasi dari ibu narasumber hebat malam ini. Saya menjadi ingin untuk menerbitkan buku melalui beberapa karya tulis yang sudah pernah kubuat. Semoga saja suatu hari, trik dan tips yang dipaparkan narasumber malam ini bisa saya aplikasikan, sehingga karya tulis yang ada tidak berserakan begitu saja dan dapat bermanfaat bagi teman-teman guru, sebagaimana karya-karya ibu Noralia.




    

      


Jumat, 16 Juli 2021

Resume ke 18 Belajar Menulis Gelombang 19

 Dari Tulisan Blog Menjadi Buku



Tanggal Pertemuan : 16 Juli 2021

Resume ke : 18

Tema : Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku

Narasumber : Rita Wati, S.Kom.

Gelombang : 19


Ditengah kesibukan menyusun roster dan penyusunan RPP tahun ajaran baru, semangat untuk mengikuti kelas menulis gelombang 19 tetap membara. Duduk rapi depan laptop dan handphone yang sesekali dilirik untuk membaca pesan masuk, memastikan kelas menulis sudah dimulai.

Hujan deras mengiringi tarian jemariku menekan tombol demi tombol menuliskan kalimat untuk persiapan pembelajaran jarak jauh yang masih berlangsung semester ini. Belum sampai pada rencana kegiatan penutup, ternyata materi di kelas menulis sudah dimulai. Kututup sementara file RPP dan beralih ke grup WA.

Malam ini memasuki pertemuan ketiga untuk gelombang 19. Pematerinya adalah Ibu Rita wati, S.Kom. yang dipandu oleh Mr. bams. Tema materinya adalah membongkar rahasia menulis hingga menerbitkan buku. Tema yang sangat menarik decakku kagum. Sungguh luar biasa orang-orang yang ada di dalam grup ini. Mereka dengan ikhlas berbagi ilmu, trik, dan rahasia pun dibongkar.

Banyak orang menulis dan menuangkannya hanya di dalam laptop ataupun sekedar diunggah di media sosial. Mereka tidak bisa menerbitkan bukunya. Hal tersebut juga menjadi salah satu pengalaman bagi narasumber, tulisannya diendapkan di hidden folder. Rasa tidak percaya diri dan merasa tidak berbakat menjadi penulis menjadi sebuah momok baginya. Hingga pada akhirnya ibu kelahiran Tanjung pinang ini berhasil menerbitkan beberapa buku, salah satunya berjudul 25 Trik Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku.

Pandemi covid-19 memang bukan hanya mendatangkan duka. Ada banyak hikmah yang didapatkan selama bekerja dari rumah. Kesempatan belajar biasanya sangat langka dan terbatas, namun di masa pandemi terbuka banyak kesempatan untuk menambah ilmu termasuk belajar menulis. Saya merasa sangat beruntung mengenal Om Jay. Beliau mengijinkan saya bergabung di grup menulis yang beliau prakarsai hingga saya mengenal beberapa rekan dari berbagai daerah dan bercita-cita untuk menjadi penulis.

Menulis sudah menjadi rutinitas saya sejak remaja, menulis di buku harian menuangkan segala keluh kesah dan pengalaman sehari- hari kemudian digembok supaya orang lain tidak mengetahui apa yang sedang kualami. Menganggap buku harian adalah sahabat yang paling setia kala itu.

Jika dihadapkan pada sebuah pertanyaan tentang alasan saya menulis. Ya, saya jawab bahwa saya menulis karena saya senang. Saya suka menulis pengalaman-pengalaman yang baru saja kulalui hari itu, dengan kata lain saya menulis untuk diri sendiri dan tidak untuk dipublikasikan. Namun, seiring waktu, karir mengharuskan saya produktif untuk menulis karya ilmiah, maka kegiatan menulis saya lakukan untuk sebuah syarat naik pangkat, dan mulailah saya belajar menulis penelitian tindakan kelas.

Disebutkan oleh ibu narasumber bahwa manfaat menulis ada lima, yaitu meredakan stress, memecahkan masalah dengan baik,  menuangkan perasaan sesuai keinginan, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya ingat. Dan menurut saya, pendapat tersebut sangat betul, karena selama saya menulis di buku harian, perasaan yag awalnya awut-awutan menjadi fresh kembali setelah dituangkan ke dalam tulisan.

Selain itu, menurut para ahli manfaat menulis adalah meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Selanjutnya ibu guru blogger membocorkan rahasia menulis. Menurutnya, seorang penulis harus mampu menguasai diri sendiri, banyak membaca buku, kemudian menuliskan semua ide yang muncul tanpa memperhatikan aturan PUEBI, karena ada masanya mengedit tulisan.  Tak hanya itu, berlatih menulis 100, 400, hingga 1000 kata dalam sehari dapat membantu penulis untuk menulis dengan lancar. Kemudian membuat peta konsep atau alur cerita yang akan dituliskan, biar pembahasan di dalam tulisan tetap fokus di tema. Dan, berani untuk menunjukkan gagasan baru.

Penulis pemula terkadang mengalami kendala yang sama. Kehabisan ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, lalu mulailah menunda untuk menulis karena tidak menemukan kata yang pas. Mencoba untuk menulis lagi, namun tidak memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan tulisannya kepada orang lain karena merasa naskahnya kurang bagus.

Membaca merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kendala diatas. Semakin banyak membaca tulisan orang lain, maka akan menambah perbendaharaan kata penulis pemula. Ide pun akan muncul setelah membaca tulisan orang lain, sehingga akan menyusul gagasan-gagasan lainnya yang bisa memperkaya karya kita. Dan jangan lupa untuk menuliskan ide ketika muncul, jangan ditunda hingga ide tersebut menghilang di memori.

Untuk mempublikasikan tulisan, media blog merupakan salah satu media yang sangat bagus digunakan. Karena tulisan tidak akan ditolak sebagaimana ketika kita menyetor ke penerbit. Keuntungan berikutnya, tulisan kita akan dibaca oleh orang-orang di seluruh dunia. Dan, jika kita menulis dua sampai tiga lembar setiap hari di blog, maka dalam sebulan tulisan tersebut sudah bisa dijadikan buku.

Setelah menyimak pemaparan materi malam ini. Jiwa menulisku kembali meronta. Ingin menuangkan segala ide ke dalam tulisan lalu mengunggahnya di blog. Semoga saja, saya juga bisa menjadi guru blogger seperti ibu narasumber dan Om jay. Saya pun jatuh cinta untuk menulis di blog.

“Sekumpulan angin yang berbisik di antara kepak sepasang merpati juga nyanyian mistis tetes hujan saat pertunangan bunga dan kupu-kupu. Jika pernah kau mendengarnya, maka begitulah aku padamu”.(Asma Nadia).

http://www.ritapinang.my.id/

https://www.kompasiana.com/ritapinang/5fe514d78ede4864fb3e50f2/kendaraan-menuju-pendidikan-berbasis-digital

https://catatangurumilenial.wordpress.com/blog-2/






Rabu, 14 Juli 2021

Resume ke 17 Belajar Menulis Gelombang 19

CARA CEPAT MENULIS RESUME




Tanggal Pertemuan : 14 Juli 2021

Resume ke : 17

Tema : Trik Cepat Menulis Resume di Blog

Narasumber : Maesaroh, M.Pd.

Gelombang : 19


      Seharian berada di depan laptop membuat kepala ini terasa dibebani berjuta huruf merangkai kalimat yang beradu cepat untuk dituntaskan. Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru dan persiapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi siswa baru tahun ini cukup menguras energi bagi kami panitia. Ragam masalah yang ada diupayakan bisa terselesaikan hingga sore hari.

Senja mulai beranjak berganti dengan petang. Tugas di sekolah selesai untuk hari ini, namun kembali saya memikirkan tugas untuk malam ini dan esok hari yang harus saya siapkan. Malam kamis merupakan malam kedua untuk pertemuan kegiatan belajar menulis gelombang 19 dan saya bertugas menulis resume. Materi untuk presentasi bagi calon siswa baru besok pagi belum siap, begitupun juga dengan materi bimbel PPPK bagi rekan tenaga kesehatan belum selesai. Saya berdoa dan terus berharap supaya malam ini diberikan kekuatan menyelesaikan tugas-tugas dengan sempurna.

Denting jarum jam terus memacu saya menekan tuts huruf demi huruf di laptop hingga tak terasa grup WA mulai dikunci oleh Om Jay, dan memberi sinyal bahwa lima menit ke depan materi akan dimulai. Kupacu menyelesaikan slide yang tersisa, dan alhamdulillah beberapa menit kemudian saya bisa mulai menyimak materi yang dipaparkan oleh narasumber di grup WA.

Ibu Maesaroh, M.Pd. adalah narasumber malam ini ditemani ibu Ritawati sebagai moderator. Beliau adalah seorang guru di SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten. Merupakan alumni belajar menulis gelombang 18 yang melejit karena kepiawaiannya menuliskan resume. Selalu menjadi peserta pertama yang menyetor tugas resume mengantarkan ibu cantik ini menjadi narasumber di gelombang 19 dengan tema trik cepat menulis resume di blog.

Menulis resume dengan cepat menjadi senjata ibu muda ini menjadi blogger millenal. Beliau tidak canggung membagikan triknya sehingga mudah menulis dengan cepat. Ternyata rahasianya yang pertama adalah menggunakan dua perangkat gawai pada saat mengikuti kegiatan. Perangkat handphone digunakan untuk menyimak materi dan perangkat laptop digunakan untuk menulis resume.

Setelah resume selesai, langkah selanjutnya berusaha untuk menjadi orang pertama yang menyetor resume karena hal ini akan berdampak pada kunjungan pembaca di blog. Dengan menempati posisi urutan teratas, tentu akan memicu pembaca untuk penasaran ingin tahu apa yang kita tuliskan. Kedua, gunakan bahasa sendiri. Jangan seketika mencopypaste apa yang diungkapkan oleh narasumber. Sehingga tulisan kita menunjukkan karakter tulisan.

“Menambahkan kutipan atau referensi dari tokoh lain, biasanya akan membuat tulisan resume  lebih kredibel”. Demikian menurut ibu penulis buku Antologi Rinai Rindu Sang Guru ini. Mencantumkan pendapat dari beberapa ahli bisa menjadi penguat resume kita.

Seorang penulis tentunya memiliki ciri khas, meskipun bagi penulis pemula hal ini kadang kurang disadari. Mengemas tulisan dengan bahasa yang khas ternyata juga berdampak pada ketertarikan pembaca untuk selalu menunggu resume kita. Maka mulailah mencari ciri khas anda dalam menulis. Dan tidak ada salahnya dalam tulisan kita disisipkan sebuah kutipan supaya lebih menarik, karena terkadang ada saja yang mau membaca tulisan bergantung pada siapa penulisnya.

Trik Jitu Menjadi Penulis Milenial lahir dari kerja keras dan konsistensi sang penulis. Duduk depan laptop 10 menit sebelum kegiatan pelatihan menulis dimulai menjadi langkah awal beliau bisa menulis resume dengan cepat. Menulis dengan paragraph yang pendek juga membuat pembaca tidak mudah bosan membaca tulisan sehingga mudah dipahami, serta menulis pernyataan narasumber dengan gaya bahasa Paralelisme, atau bisa saja mengadopsi semua bahasa narasumber dengan memberikan tanda kutip. Pak A mengatakan "...." demikian menurut ibu narasumber.

Menulis resume di blog memerlukan kepercayaan diri bagi penulis. Nah, untuk memberi rasa percaya diri yang kuat bagi penulis pemula, maka ada beberapa tips yang bisa diadopsi dari ibu pendiri paguyuban menulis Gelar Tikar (Tinta Karya) ini. Berikut tipsnya:

1.    Menanamkan rasa percaya diri. Apapun yang anda tuliskan, biarkan dibaca orang lain. Bisa jadi tulisan yang anda anggap biasa saja menjadi tulisan yang luar biasa bagi orang lain.

2.   Siap dikritik. Memasang badan untuk diberikan kritikan dapat membuat mental anda semakin kuat menjadi seorang penulis hebat. Pujian bisa membuat anda terlena dan cepat merasa puas dan lupa untuk melakukan perbaikan.

3.   Menjadi penulis blog yang informatif dan edukatif. Menulis hal yang memberi informasi bagi pembaca dan bisa mengedukasi pembaca melalui tulisan-tulisan anda akan membuat tulisan anda akan selalu ditunggu.

4.   Bangun tulisan diberbagai blog. Menulis naskah yang berbeda di blog yang berbeda pula akan memberi warna tersendiri bagi pembaca. Karena tidak semua pembaca memiliki kesamaan selera dan pandangan.

Diakhir sesi pemaparan materi, ibu Mai menutup dengan sepenggal kalimat motivasi

"Jadilah manusia cerdas yang siap menerima perubahan".

            









POSTINGAN UNGGULAN

MATERI 1

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Hampir sepanjang sejarah selama ratusan tahun kita telah mengetahui dan juga meyakini bahwa bentuk planet termasuk...